Sekarang dan ke depan orang-orang serta staf SYL, harus tampil berbagai pemimpin gerakan optimaisasi bangunan di semua sector yang melibatkan kabupaten dan kota beserta rakyat menuju hadirnya kemampuan daerah ini makin aman dari semua aspek. Makin tenteram karena kita bisa mandiri memenuhi kebutuhan kita pada semua aspek dan menuju daerah yang taat aturan, agama, hukum dan adat.

Muaranya adalah kemajuan suatu daerah Sulsel ini ditentukan terutama oleh komitmen para pemimpin untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memanfaatkan kedua hal ini bagi kemaslahatan umum. Oleh karena itu, salah satu prioritasnya tertuju pada pengembangan sekolah kejuruan, universitas dan riset laboratorium yang mendukung penelitian-penelitian aplikatif, serta publikasi atas berbagai temuan baru dan inovasi teknologi yang mampu mendorong produksi secara missal. Juga sector pertanian, industry, manufaktur, dan berbagai jenis jasa berbasis teknologi.

Pada saat yang sama, kita tidak boleh mengenyampingkan perlunya mendorong upaya-upaya yang luas bagi penghalusan budi bahasa, karakter kepribadian dan etika yang berbasis filosofi bugis-makassar kita sendiri, yang dibingkai dengan Pancasila. Kombinasi dari dua dimensi pembangunan itu, ilmu pengetahuan dan teknologi plus pengembangan kualitas kepribadian akan menghasilkan sebuah peradaban orang Sulsel yang tangguh.

Mari kita tepis pesan bahwa jebolan pendidikan tinggi yang merupakan intellectual capital, yang seharusnya bisa diandalkan, tidak jarang terperosok ke dalam perangkap prilaku yang vulgar, tidak etis dan bahkan berpotensi menjadi criminal. Ini sebuah ironi. Pendidikan formal terbukti tidak serta-serta menghasilkan peradaban.Kita harus seriusmelihat fenomena ambivalensi ini sebagai sebuah masalahyang harus diselesaikan, tantangan yang harus melalui sebuah strategi baru di dalam membangun bangsa kita.

Para pemimpin Sulsel harus menyadari bahwa ke depan, seyogianya memiliki komitmen yang kuat untuk memikul tanggungjawab untuk merealisasikan hal ini. Disisi lain, bangsa Indonesia perlu menyadari bahwa yang mereka butuhkan adalah pemimpin-pemimpin yang cerdas, visioner, konseptual dan berani membuat terobosan kebijakan. Mereka harus diselamatkan dari jebakan popularitas dan pencitraan belaka sebagai acuan dalam memilih pemimpin, terutama menghadapi pilkada yang akan datang.

Hanya rakyat yang cerdas bisa menghargai kecerdasan pemimpin, lalu mendukungnya untuk menyelesaikan berbagai masalah dan membawa mereka pada kehidupan yang lebih maju, berkualitas, dan beradab.

Di sinilah perang para elite daerah diharapkan dalam menghadirkan rakyat yang cerdas itu dan jangan tunggu siapa yang harus mulai dan bertanggungjawab melakukan itu. Karena jawabannya adalah kita, kita semua.

Makassar-Luwu, 12 Februari 2015