Saya ingatkan ki semua termasuk aku, budaya ta itu mengajarkan ki tentang arti gentlemen, sportif,…. dipegang kata-katanya……, “singkammai bulu na tingkokona – sama bulunya dan kukkuruyuk-nya. Kalau tidak mau jako, janganko janji-janji pade’!

Siapa yang tidak bisa dipercaya pada hal-hal yang kecil maka dia tidak layak dipercaya pada hal yang besar. Makanya jangan suka berbohong, nanti berbohong itu menjadi bisa dan jadi kebiasaanmu. Kalau komit ya komitmenlah dan hati-hati memakai kata insya Allah (kalau Allah mengizinkan). Karena itu bisa bermakna sangat serius untuk memenuhi janji dan komitmen. Bahkan, membawa nama Allah untuk menyatakan keseriusan memenuhi janji dan komitmen. Bahkan, membawa nama Allah untuk menyatakan keseriusan memenuhi atau mewujudkan komitmen itu atau …..Insya Allah-mu itu adalah bagian dari “putih”,”diulang-ulang menjadi “tipu”, “tipu” atau janji palsu. Itu karena kata insya Allah-mu hanya pemanis kata, penghalusan dari penolakan atau bagian dari keraguan dan ketidakyakinan dari komitmen yang ada. Dengan demikian, arti kata “kalau Allah mengizinkan atau menghendaki“, hamper sama kau tidak serius memenuhi janji!

Ingat bahwa orang yang muda berjanji dan suka tidak memenuhi komitmennya maka itu adalah penghianat!

“Mauko dibilang penghianat?”

Kata Pak Ustaz, Rasulullah Saw bersabda, ada tiga tanda orang munafik! Kalau bicara dia bohong, kalau berkomitmen dia melanggar, ketika dia dipercaya berhianat. Kalau begitu komitmen layak disampaikan karena itu sikap moral. Tapi ingat, itu harus dipenuhi karena kamu telah membangun pengharapan pada orang lain.

Kapan bersikap konsisten, yakinlah wibawa dan kepercayaan orang makin besar padamu.

Semoga bukan janjimu taroe kasi’!

Selamat Munas Golkar-ku.., politikmu, pemampilanmu adalah penggambaran anutan dan pandangan serta patron perpolitikan Indonesia. Makanya jangan mau dimainkan orang lain yang memang mau mendegradasimu. Salamakki!

30 November 2014